Shanghai – Deep Robotics, startup robotika asal Hangzhou yang dijuluki “Little Dragon” (Naga Kecil), tengah berjuang mengatasi kelangkaan talenta berpengalaman. Kondisi ini menjadi tantangan signifikan dalam upaya perusahaan mengkomersialkan hasil penelitian dan pengembangannya di panggung global.
Keluhan ini disampaikan langsung oleh Li Chao, Chief Technology Officer (CTO) dan salah satu pendiri Deep Robotics. Dalam forum Bund Summit Financial Forum di Shanghai, Jumat (24/10/2025), Li menekankan bahwa profesional dengan keterampilan tinggi sangat dibutuhkan untuk memajukan bisnis perusahaan.
“Kami sangat membutuhkan talenta terbaik di bidang algoritma untuk membantu menyempurnakan robot humanoid kami agar dapat melayani klien dengan lebih baik,” ujar Li Chao, seperti dikutip dari laporan forum tersebut.
Menurut Li, penetrasi robot ke berbagai sektor manufaktur telah menjadi keniscayaan. Peluang inilah yang harus direbut oleh perusahaannya. “Sebagai sebuah perusahaan, kami harus memanfaatkan peluang untuk membuat produk kami tidak hanya dapat digunakan, tetapi juga andal dalam beberapa skenario industri,” tambahnya.
Dikelola Eks Akademisi, Bergabung dengan “Six Little Dragons”
Deep Robotics didirikan oleh Zhu Qiuguo pada tahun 2017, saat ia masih menjabat sebagai associate professor di Universitas Zhejiang. Kini, startup ini merupakan bagian dari kelompok inovator ternama yang dijuluki “Six Little Dragons of Hangzhou” (Enam Naga Kecil Hangzhou).
Kelompok elit ini terdiri atas enam perusahaan potensial yang dipandang sebagai bintang masa depan untuk mewujudkan ambisi Beijing menjadikan China kekuatan teknologi global. Anggotanya meliputi:
- DeepSeek: Pengembang AI yang model bahasanya sempat mengguncang pasar saham AS.
- Game Science: Studio pengembang video game.
- BrainCo: Inovator antarmuka otak-komputer (brain-machine interface).
- Manycore: Pengembang software desain interior 3D.
- Unitree Robotics: Produsen robot quadruped (berkaki empat).
- Deep Robotics: Spesialis robot humanoid.
Reputasi “Little Dragons” ini seharusnya menjadi daya tarik kuat bagi para talenta. “Para ‘Naga Kecil’ adalah pusat iri hati industri teknologi China dan, secara teknis, mereka dapat menarik berbagai jenis talenta karena reputasinya,” kata Ding Haifeng, konsultan dari firma penasihat keuangan Integrity di Shanghai.
Dia menambahkan, startup-top startup sangat ingin mempercepat transisi penelitian mereka menjadi aplikasi komersial. “Konsekuensinya, mereka secara aktif memburu lebih banyak profesional yang memenuhi kualifikasi untuk memperkuat kemampuan keseluruhan mereka,” jelas Ding.
Ekspansi Global dan Peluncuran Produk Andalan
Untuk mendorong pertumbuhan, CTO Li Chao mengungkapkan bahwa Deep Robotics juga sedang mengkonsolidasikan kemitraan dengan mitra luar negeri di kawasan seperti Asia-Pasifik dan Timur Tengah guna mempercepat ekspansi globalnya.
Sebagai bentuk terobosan produk, perusahaan ini meluncurkan DR02 awal bulan ini. Robot ini digadang-gadang sebagai robot kelas industri yang mampu beroperasi andal di segala kondisi cuaca. Robot humanoid setinggi 1,75 meter dengan berat 65 kg ini menampilkan bodi dan rangka yang tahan air. Dengan toleransi termal yang luas, ia dapat bertahan dari hujan, kelembaban, dan debu.
Dalam Cengkeraman Persaingan AS-China
Sektor robot humanoid kini menjadi salah satu medan pertempuran teknologi antara Amerika Serikat dan China, di tengah eskalasi ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia ini.
Analis menilai China memiliki keunggulan dalam hal rantai pasok dan skala, karena negara tersebut memproduksi komponen berkualitas tinggi dengan biaya efisien. Data dari Lu Hancheng, mantan direktur Gaogong Robot Industry Research Institute yang berbasis di Shenzhen, memperkuat posisi China. Daratan Tiongkok kini menjadi rumah bagi nearly 100 pembuat robot humanoid, yang menyumbang lebih dari 70 persen dari pasar global.
Dengan latar belakang ini, perjuangan Deep Robotics untuk merekrut talenta algoritma terbaik bukan hanya tentang kesuksesan satu perusahaan, melainkan bagian dari perlombaan teknologi yang jauh lebih besar yang akan menentukan masa depan industri robotika dunia.
Apa pendapatmu? Tulis di kolom komentar dengan sopan dan beretika. Jangan lupa bagikan agar semakin banyak yang tahu!

