NEW DELHI – Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memuncak setelah India melancarkan serangan militer terhadap wilayah Pakistan sebagai balasan atas serangan bersenjata terhadap wisatawan Hindu di Kashmir yang menewaskan 26 orang. Serangan ini menandai eskalasi terbesar antara dua negara bersenjata nuklir itu dalam dua dekade terakhir.
Serangan Balasan India: Sembilan Target Teroris Dihantam
Pemerintah India mengonfirmasi telah menghantam sembilan lokasi yang disebut sebagai “infrastruktur teroris”, termasuk di wilayah Punjab, provinsi terpadat di Pakistan. Ini adalah pertama kalinya India menyerang wilayah tersebut sejak perang besar terakhir antara kedua negara lebih dari 50 tahun lalu.
Menurut New Delhi, operasi ini dilakukan secara “terukur, terfokus, dan tidak bersifat provokatif”. Namun, Pakistan menyebut serangan ini sebagai pelanggaran kedaulatan yang serius.
Korban Jiwa: 38 Orang Tewas, Termasuk Warga Sipil
Setidaknya 38 orang tewas dalam konflik terbaru ini. Pakistan melaporkan 26 warga sipil menjadi korban serangan dan tembakan India, sementara India menyebut 12 warganya tewas akibat penembakan balasan dari Pakistan.
Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, menuduh Perdana Menteri India, Narendra Modi, menggunakan serangan ini untuk mendongkrak popularitas menjelang pemilu. “Pakistan tidak akan tinggal diam dan akan membalas pada waktu dan cara yang tepat,” tegasnya.
Jet Tempur Ditembak Jatuh dan Infrastruktur Rusak
Militer Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima jet tempur India, meski klaim ini dibantah oleh India. Sumber di Kashmir India menyebut tiga pesawat tempur jatuh di wilayah pegunungan dan para pilot dirawat di rumah sakit, namun belum ada konfirmasi resmi dari Kementerian Pertahanan India.
Di Muzaffarabad, Kashmir yang dikuasai Pakistan, pasukan mengamankan area sekitar masjid yang diklaim terkena serangan. Kerusakan juga dilaporkan terjadi di fasilitas pembangkit listrik tenaga air akibat serangan yang menghantam struktur bendungan.
Kekhawatiran Internasional dan Ancaman Krisis Air
PBB mengirim tim pengamat militer ke lokasi serangan di Kashmir. Ketegangan juga meningkat terkait ancaman India untuk menghentikan aliran air ke Pakistan, yang disebut Islamabad sebagai “tindakan perang”.
Insiden ini lebih besar dibandingkan serangan India pada 2019, ketika pasukan India menargetkan militan setelah serangan bom bunuh diri menewaskan 40 personel keamanan.
Latar Belakang Serangan: Terorisme dan Konflik Perbatasan
India menuduh kelompok teroris berbasis Pakistan, Lashkar-e-Taiba, sebagai pelaku serangan 22 April terhadap wisatawan di Kashmir. Pakistan membantah tuduhan itu dan meminta investigasi independen.
Dalam perkembangan terakhir, Perdana Menteri Modi menggelar rapat kabinet khusus dan meminta semua pasukan paramiliter kembali dari cuti serta bersiaga penuh di wilayah sensitif.
Situasi Kashmir Kembali Genting
Ketegangan antara India dan Pakistan kembali menjadi perhatian dunia internasional. Dengan jatuhnya korban jiwa dan serangan lintas perbatasan, dunia berharap agar kedua negara menahan diri dan menyelesaikan konflik secara diplomatik demi stabilitas kawasan Asia Selatan. (red)
Apa pendapatmu? Tulis di kolom komentar dengan sopan dan beretika. Jangan lupa bagikan agar semakin banyak yang tahu!