Surabaya — Kamis malam, 14 Agustus 2025, rangkaian Pameran Visualisasi Puisi Vol. 2 – Sebagai Daun yang Tak Lagi Raib, Terbakar oleh Darah Api berlanjut dengan agenda Stand Up Poetry. Bertempat di Warung Kopi SMELEH, acara ini menjadi ruang bebas bagi para penampil untuk mengolah kata menjadi pertunjukan, tanpa terikat format atau gaya tertentu.
Stand Up Poetry menawarkan konsep panggung terbuka. Peserta dipersilakan membacakan puisi, membawakan monolog, melantunkan nyanyian, atau menghadirkan bentuk pertunjukan eksperimental lainnya. Beberapa penampil memadukan puisi dengan musik, sementara yang lain memilih gaya teatrikal atau improvisasi penuh kejutan.
“Ini bukan sekadar membaca puisi. Kami ingin melihat bagaimana kata-kata bisa bergerak, berbunyi, bahkan menari,” ujar salah satu tim penyelenggara.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian pameran yang telah dibuka pada Selasa, 12 Agustus 2025, melalui sesi Artis Talk khusus fotografi. Pada pembukaan tersebut, empat fotografer — M Aldi M Fitrah, Reza Kura, Stevan Dayo, dan Alfin Bbx — memaparkan proses kreatif mereka dalam menerjemahkan puisi ke karya visual. Pameran ini mengusung puisi karya Adnan Guntur sebagai sumber interpretasi visual dan akan berlangsung hingga Senin, 18 Agustus 2025.
Pada hari penutupan nanti, agenda akan diisi Artis Talk yang berfokus pada medium lain dalam visualisasi puisi: video storytelling, lettering, dan ilustrasi digital.
Stand Up Poetry malam ini menjadi jembatan antara teks dan laku pertunjukan, menghidupkan puisi di hadapan penonton, dan memberi ruang bagi interaksi langsung antara pembaca, karya, dan audiens. Melalui format terbuka ini, pameran tidak hanya menjadi ajang melihat karya, tetapi juga merasakan puisi sebagai peristiwa.
Apa pendapatmu? Tulis di kolom komentar dengan sopan dan beretika. Jangan lupa bagikan agar semakin banyak yang tahu!
