Surabaya — Dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, Polda Jawa Timur kembali melaksanakan Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD) melalui patroli skala besar pada Sabtu, 31 Mei 2025. Kegiatan ini difokuskan di wilayah Kota Surabaya sebagai tindak lanjut dari Operasi Pekat Semeru 2025.
Dengan mengerahkan 87 personel kepolisian, patroli ini menyasar berbagai titik rawan gangguan keamanan seperti area publik, tempat wisata, pusat kuliner, dan pergudangan yang berpotensi menjadi lokasi aktivitas premanisme atau intimidasi oleh oknum tertentu.
Fokus Patroli: Premanisme dan Oknum Ormas yang Meresahkan
AKBP I Made Dhanu Wardana, Kepala Bagian Pengendalian Operasi Biro Operasi Polda Jatim, menjelaskan bahwa KRYD kali ini menitikberatkan pada upaya pencegahan dan penindakan terhadap praktik premanisme yang masih terjadi di tengah masyarakat. Selain itu, aparat juga menyoroti potensi gangguan dari oknum-oknum yang mengatasnamakan organisasi masyarakat (ormas), meskipun secara resmi belum ditemukan kelompok yang membawa nama ormas tertentu dalam aktivitas melanggar hukum.
“Meski belum ditemukan organisasi yang secara langsung terlibat, tetapi ada indikasi praktik intimidasi dan pungutan liar oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini menjadi perhatian utama kami,” tegas AKBP Dhanu usai memimpin apel patroli di Mapolda Jatim.
Kelanjutan dari Operasi Pekat Semeru 2025: 1.826 Kasus Terungkap
Sebelumnya, dalam Operasi Pekat Semeru 2025, Polda Jatim berhasil mengungkap 1.826 kasus, baik yang termasuk dalam Target Operasi (TO) maupun non-TO. Capaian ini menunjukkan konsistensi dan keseriusan pihak kepolisian dalam menanggulangi berbagai bentuk kejahatan yang meresahkan masyarakat.
“Ini menunjukkan bahwa kami tidak main-main. Kami terus hadir dan aktif menjaga situasi kondusif di Jawa Timur, terutama menjelang momen libur panjang dan masuknya musim liburan sekolah,” tambah AKBP Dhanu.
Sebaran Titik Patroli: Dari Pergudangan hingga Tempat Wisata
Patroli besar kali ini menyasar beberapa lokasi strategis yang selama ini dianggap rawan, di antaranya:
- Pergudangan Margomulyo, yang dikenal sebagai pusat aktivitas distribusi barang dan logistik,
- Pelabuhan Tanjung Perak, sebagai kawasan vital jalur laut,
- Kenjeran Park dan Kebun Binatang Surabaya (KBS), yang ramai dikunjungi wisatawan.
Langkah ini diambil guna menciptakan rasa aman dan nyaman bagi warga Surabaya maupun pengunjung dari luar kota.
“Dengan peningkatan patroli, kami ingin memastikan tidak ada ruang bagi pelaku kejahatan untuk menjalankan aksinya,” ungkap AKBP Dhanu.
Peran Aktif Masyarakat Sangat Dibutuhkan
Di tempat terpisah, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, turut mengimbau masyarakat agar aktif melaporkan setiap indikasi praktik premanisme atau tindakan mencurigakan yang terjadi di sekitar mereka.
“Kami sangat mengharapkan partisipasi masyarakat. Jika menemukan praktik pungli, ancaman, atau pemaksaan, segera laporkan ke call center 110 yang siap melayani 24 jam,” ujar Kombes Pol Abast.
Ia juga menegaskan bahwa setiap laporan akan ditindaklanjuti dengan cepat, dan pelapor akan mendapatkan jaminan perlindungan hukum.
“Tidak perlu takut melapor. Kami menjamin keamanan dan kerahasiaan identitas pelapor. Langkah ini penting untuk memutus mata rantai premanisme yang merusak rasa aman warga,” lanjutnya.
Premanisme sebagai Ancaman Sosial: Diperlukan Pencegahan Berkelanjutan
Premanisme bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi juga ancaman terhadap rasa aman masyarakat dan iklim investasi lokal. Pelaku premanisme kerap menyasar usaha kecil, pelaku UMKM, hingga pengunjung tempat wisata dengan modus pungutan liar, ancaman, atau pemaksaan jasa yang tidak diminta.
Menurut sejumlah tokoh masyarakat, premanisme yang dibiarkan berlarut-larut dapat menciptakan efek jera bagi pelaku usaha dan masyarakat untuk beraktivitas secara bebas. Oleh karena itu, keberlanjutan patroli dan tindakan tegas dari aparat menjadi sangat penting.
Pencegahan Lebih Efektif Lewat Kolaborasi Aparat dan Warga
Para pengamat keamanan menyebutkan bahwa penindakan hukum harus dibarengi dengan upaya pencegahan yang sistematis. Ini mencakup:
- Peningkatan pengawasan berbasis teknologi, seperti pemasangan CCTV di kawasan rawan,
- Edukasi masyarakat tentang hak-hak hukum jika mengalami intimidasi atau pemaksaan,
- Sosialisasi kanal pelaporan cepat, termasuk penggunaan platform digital untuk laporan warga.
Dalam konteks ini, pendekatan humanis juga menjadi bagian penting dari strategi Polri agar tidak hanya menindak, tetapi juga mengedukasi dan merangkul masyarakat.
Komitmen Polda Jatim: Jawa Timur Aman, Masyarakat Tenang
Melalui patroli skala besar dan pendekatan terpadu, Polda Jawa Timur menegaskan komitmennya dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Langkah-langkah ini tidak hanya bersifat reaktif terhadap kejadian-kejadian yang sudah terjadi, tetapi juga bersifat proaktif untuk mencegah potensi gangguan di masa mendatang.
“Situasi aman adalah hak seluruh warga. Dan kami akan terus hadir di tengah masyarakat untuk mewujudkan hal tersebut,” pungkas AKBP Dhanu.
Apa pendapatmu? Tulis di kolom komentar dengan sopan dan beretika. Jangan lupa bagikan agar semakin banyak yang tahu!