Kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) merupakan forum tertinggi organisasi yang selalu menjadi sorotan publik, terutama kalangan aktivis mahasiswa dan pengamat pergerakan nasional. Tahun 2025, Kongres GMNI ke-XXII digelar di Bandung dan menjadi titik penting dalam perjalanan organisasi ini. Salah satu calon Ketua Umum, Muhammad Risyad Fahlefi, menyampaikan harapannya agar kongres berjalan mulus, kondusif, serta membawa semangat baru untuk perjuangan marhaenisme.
Pernyataan Risyad ini muncul di tengah dinamika kongres yang sempat diwarnai kabar penundaan. Meski demikian, ia optimistis bahwa agenda besar organisasi ini akan tetap mencapai hasil positif, termasuk pemilihan pemimpin baru dan perumusan program kerja yang relevan untuk menghadapi tantangan zaman.
Profil Singkat Muhammad Risyad Fahlefi
Muhammad Risyad Fahlefi dikenal sebagai kader muda GMNI yang aktif di berbagai kegiatan organisasi, baik di tingkat daerah maupun nasional. Dalam perjalanan karier organisasinya, ia kerap tampil vokal membawa isu-isu kerakyatan, kesetaraan sosial, dan penguatan ideologi marhaenisme yang diwariskan Bung Karno.
Sebagai calon Ketua Umum pada Kongres GMNI XXII Bandung, Risyad membawa visi untuk memperkuat konsolidasi internal, membangun kaderisasi yang lebih adaptif terhadap perkembangan zaman, serta tetap berpijak pada nilai-nilai perjuangan rakyat kecil.
Makna Strategis Kongres GMNI XXII di Bandung
Kongres GMNI bukan sekadar agenda rutin lima tahunan. Forum ini menjadi ruang strategis untuk mengevaluasi perjalanan organisasi, menetapkan arah perjuangan baru, sekaligus memilih pemimpin yang akan memimpin gerakan mahasiswa nasionalis di masa mendatang.
Kongres GMNI XXII yang berlangsung di Bandung memiliki arti khusus. Bandung, sebagai kota bersejarah yang lekat dengan semangat pergerakan nasional dan Konferensi Asia Afrika, memberi simbol tersendiri bagi kader GMNI. Momentum ini diharapkan mampu menghidupkan kembali api semangat marhaenisme di kalangan mahasiswa Indonesia.
Pernyataan Risyad: Ajak Semua Pihak Bersatu
Dalam keterangannya pada Sabtu, 26 Juli 2025, Risyad menegaskan pentingnya soliditas seluruh kader dan peserta kongres. Ia mengingatkan bahwa kongres adalah forum tertinggi organisasi, sehingga keberhasilan pelaksanaannya akan menentukan masa depan GMNI.
“Karena kongres adalah forum tertinggi organisasi, maka tentu saya mengajak seluruh pihak untuk ikut mensukseskan hajat besar ini agar berjalan mulus dan kondusif,” ujar Risyad.
Ia juga menekankan bahwa kongres bukan hanya agenda formal semata, tetapi wadah untuk mempertegas arah gerak GMNI ke depan. Dengan kesadaran kolektif, seluruh pihak diharapkan dapat menyingkirkan ego sektoral dan mengedepankan kepentingan organisasi secara menyeluruh.
Fokus Ideologis: Marhaenisme Sebagai Pilar Utama
Salah satu poin penting yang diangkat Risyad adalah perlunya menggaungkan kembali marhaenisme, sebuah ideologi kerakyatan yang digagas Bung Karno. Menurutnya, marhaenisme bukan sekadar doktrin politik masa lalu, tetapi panduan aktual dalam menjawab ketimpangan sosial dan tantangan globalisasi masa kini.
Risyad mengajak kader GMNI untuk tidak melupakan akar ideologis organisasi. Ia meyakini bahwa penguatan ideologi adalah kunci agar GMNI tetap relevan di tengah perubahan sosial yang begitu cepat.
Tantangan yang Dihadapi Kongres GMNI 2025
Kongres GMNI XXII menghadapi sejumlah tantangan, baik dari segi teknis pelaksanaan maupun dinamika internal. Beberapa isu yang sempat muncul antara lain kabar penundaan kongres, perbedaan pandangan antar-kader, hingga ekspektasi publik terhadap hasil kongres.
Meskipun demikian, Risyad menilai tantangan tersebut justru menjadi ujian kedewasaan organisasi. Dengan komunikasi yang baik dan semangat solidaritas, GMNI diyakini mampu melahirkan keputusan strategis untuk menghadapi tantangan masa depan.
Agenda : Pemilihan Ketua Umum dan Program Kerja
Kongres GMNI XXII bukan hanya forum diskusi, tetapi juga arena untuk memilih Ketua Umum baru yang akan menakhodai organisasi selama periode mendatang. Pemilihan ini diharapkan melahirkan pemimpin yang mampu merangkul seluruh elemen organisasi serta membawa GMNI ke arah yang lebih progresif.
Selain itu, kongres juga akan merumuskan program kerja yang relevan dengan kondisi terkini, seperti:
- Penguatan kaderisasi berbasis digital untuk menjawab tantangan era teknologi.
- Perluasan advokasi kerakyatan di bidang pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.
- Penguatan jaringan nasional dan internasional untuk memperkokoh peran mahasiswa Indonesia di kancah global.
Soliditas dan Solidaritas: Kunci Keberhasilan Kongres
Risyad berulang kali menekankan pentingnya soliditas dan solidaritas antar-kader. Tanpa kekompakan, sulit bagi kongres untuk menghasilkan keputusan yang dapat diterima semua pihak. Semangat gotong royong dan saling menghormati perbedaan pandangan menjadi modal utama agar kongres berjalan lancar.
“Dengan semangat yang sama, saya dan rekan-rekan semua yang menjadi bagian dari GMNI, tentu berharap segera bisa melanjutkan kongres,” pungkasnya.
Momentum Kebangkitan GMNI
Kongres GMNI XXII Bandung menjadi momentum penting untuk menentukan arah perjuangan organisasi. Dukungan dari calon Ketua Umum seperti Muhammad Risyad Fahlefi menunjukkan adanya tekad kuat untuk menjaga marwah organisasi, memperkuat ideologi marhaenisme, dan menyiapkan GMNI menghadapi tantangan masa depan.
Harapan besar disematkan pada kongres ini, bukan hanya untuk memilih pemimpin baru, tetapi juga untuk memperkokoh eksistensi GMNI sebagai wadah perjuangan mahasiswa nasionalis yang berpihak pada rakyat.
Apa pendapatmu? Tulis di kolom komentar dengan sopan dan beretika. Jangan lupa bagikan agar semakin banyak yang tahu!