China Latihan Bomber Dekat Taiwan Jelang Pertemuan Trump–Xi

27 Oktober 2025 | Direksi Informasi Publik

BEIJING — Menjelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Korea Selatan minggu ini, China memamerkan kekuatan militernya di sekitar Taiwan.

Media pemerintah China pada Minggu malam (27 Oktober) melaporkan bahwa sejumlah pesawat pembom strategis H-6K telah melakukan latihan konfrontasi udara (simulated confrontation drills) di dekat wilayah udara Taiwan.

Laporan ini muncul hanya beberapa hari sebelum kedua pemimpin dunia bertemu untuk membahas hubungan dagang dan isu keamanan kawasan.

H-6K Lakukan Simulasi Serangan di Sekitar Taiwan

Menurut laporan saluran militer televisi negara China di Weibo, latihan dilakukan oleh Komando Teater Timur (Eastern Theatre Command), meski tidak disebutkan tanggal pastinya.

Latihan itu mencakup uji kemampuan dalam blokade udara dan serangan presisi di wilayah sekitar Taiwan.

“Beberapa jet tempur J-10 terbang dalam formasi tempur menuju wilayah target, sementara sejumlah pembom H-6K melakukan simulasi latihan konfrontasi di wilayah laut dan udara sekitar Pulau Taiwan,” tulis laporan itu.

Pembom H-6K dikenal sebagai pesawat pembom strategis yang mampu membawa senjata nuklir dan rudal jarak jauh, menjadikannya simbol kekuatan udara Beijing.

Tidak Ada Aktivitas Militer Tidak Biasa, Kata Taipei

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan tidak ada aktivitas militer luar biasa yang terdeteksi dalam beberapa hari terakhir.

Dalam buletin hariannya pada Senin pagi, kementerian hanya melaporkan empat pesawat militer China — tiga jet tempur di Selat Taiwan dan satu pesawat pendukung di barat daya pulau tersebut.

Namun, langkah Beijing ini tetap menimbulkan kekhawatiran baru, terutama karena latihan militer dilakukan berdekatan dengan agenda diplomatik tingkat tinggi antara Trump dan Xi.

Pesan Politik dari Beijing

Dalam laporannya, televisi negara China menegaskan bahwa latihan ini merupakan bukti komitmen untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah.

Siaran tersebut juga menampilkan video bom dijatuhkan dari udara, disertai pernyataan seorang perwira angkatan udara yang menyebut “garis pantai Taiwan terlihat jelas” — meskipun tidak dikonfirmasi apakah benar wilayah Taiwan tampak dalam video tersebut.

Pernyataan itu dinilai sebagai sinyal politik kuat bahwa Beijing tidak akan mundur dari klaimnya terhadap Taiwan, yang dianggap sebagai bagian dari wilayah Tiongkok.

Pertemuan Trump–Xi: Antara Dagang dan Keamanan

Presiden Donald Trump dan Xi Jinping dijadwalkan bertemu di sela-sela KTT regional di Korea Selatan pekan ini. Agenda utama mereka diperkirakan membahas perdagangan internasional dan hubungan militer, termasuk situasi di Selat Taiwan dan Laut China Selatan.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Minggu menegaskan bahwa Taiwan tidak perlu khawatir terhadap pembicaraan Trump–Xi, dan menekankan bahwa komitmen Washington untuk membantu pertahanan Taiwan tetap kuat.

Meskipun AS tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, negara itu terikat secara hukum untuk membantu kemampuan pertahanan pulau tersebut berdasarkan Taiwan Relations Act.

China Kembali Serukan Reunifikasi Damai

Sehari sebelumnya, seorang pejabat tinggi Tiongkok menyerukan agar China dan Taiwan bekerja menuju reunifikasi damai, bertepatan dengan peringatan 80 tahun penyerahan Taiwan ke pemerintahan Tiongkok dari Jepang setelah Perang Dunia II.

Namun, Presiden Taiwan Lai Ching-te menolak pendekatan itu. Dalam wawancara dengan dua YouTuber asal Taiwan, Lai menegaskan bahwa “perdamaian harus didukung dengan kekuatan”, bukan sekadar perjanjian di atas kertas.

“Kami memiliki idealisme tentang perdamaian, tapi tidak boleh berilusi bahwa selembar kertas dapat menjamin perdamaian,” kata Lai.

Beijing selama ini menolak ajakan dialog dari Lai, menuduhnya sebagai “separatis”. Lai sendiri menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan mereka sendiri.

Analisis: Tekanan Militer Sebagai Diplomasi

Langkah China menggelar latihan udara dekat Taiwan jelas merupakan sinyal politik menjelang pertemuan dengan Trump.

Menurut analis militer regional, Beijing ingin menunjukkan kekuatan militernya sambil tetap membuka pintu diplomasi dagang dengan Washington.

Latihan tersebut juga mengirimkan pesan domestik bahwa pemerintahan Xi tetap tegas dalam isu kedaulatan nasional, bahkan ketika sedang bernegosiasi dengan AS di bidang ekonomi.

Latihan udara H-6K di sekitar Taiwan menambah ketegangan geopolitik di Asia Timur di tengah upaya AS dan Tiongkok untuk memperbaiki hubungan dagang.

Pertemuan Trump–Xi di Korea Selatan pekan ini akan menjadi ujian penting bagi stabilitas kawasan, baik dalam bidang perdagangan maupun keamanan militer.