Black Sabbath: Legenda Heavy Metal dari Birmingham hingga Konser Perpisahan Bersejarah

Black Sabbath: Legenda Heavy Metal dari Birmingham hingga Konser Perpisahan Bersejarah
informasi-publik.com,

JAKARTA – Black Sabbath merupakan band rock legendaris asal Inggris yang menjadi pionir dalam perkembangan musik heavy metal dunia. Dibentuk di Birmingham pada tahun 1968, grup ini terdiri dari Tony Iommi (gitar), Bill Ward (drum), Geezer Butler (bass), dan Ozzy Osbourne (vokal). Dengan lirik bertema okultisme, gitar down-tuned, dan atmosfer gelap yang khas, Black Sabbath berhasil merintis genre heavy metal yang kemudian memengaruhi puluhan ribu band di seluruh dunia.

Dilansir dari Wikipedia, perjalanan Black Sabbath penuh dinamika: dari era kejayaan, pergantian personel, hingga reuni monumental dan konser perpisahan pada tahun 2025 yang sekaligus menjadi panggung terakhir bagi Ozzy Osbourne sebelum wafat 17 hari kemudian.

Awal Terbentuk dan Perubahan Nama

Black Sabbath awalnya dibentuk dengan nama Polka Tulk Blues Band, kemudian berganti nama menjadi Earth sebelum akhirnya mengadopsi nama Black Sabbath pada 1969. Nama tersebut terinspirasi dari film horor Italia Black Sabbath yang dirilis pada 1963, sesuai citra musik gelap dan tema okultisme yang mereka usung.

Keunikan band ini terlihat dari lirik-liriknya yang sering mengangkat isu mistik, realitas keras kehidupan industri Birmingham, hingga keresahan sosial. Sound gitar down-tuned karya Tony Iommi, yang juga akibat amputasi jari akibat kecelakaan industri, menjadi ciri khas yang melahirkan “riff berat” khas heavy metal.

Album Awal dan Puncak Popularitas (1970–1973)

Tahun 1970 menjadi titik balik sejarah musik rock ketika Black Sabbath merilis dua album penting: Black Sabbath (Februari 1970) dan Paranoid (September 1970). Kedua album ini langsung melambungkan nama mereka ke puncak tangga lagu Inggris dan Amerika Serikat. Lagu-lagu seperti Paranoid, War Pigs, dan Iron Man menjadi anthem klasik yang masih dimainkan hingga kini.

Album ketiga mereka, Master of Reality (1971), semakin mempertegas identitas heavy metal dengan sound yang lebih berat dan eksperimental. Album ini kemudian diikuti Vol. 4 (1972) dan Sabbath Bloody Sabbath (1973), yang menunjukkan eksplorasi progresif dan penggunaan orkestra dalam musik metal.

Pergantian Personel dan Era Eksperimen (1975–1983)

Setelah kesuksesan awal, Black Sabbath menghadapi berbagai tantangan internal, termasuk masalah kecanduan narkoba, ketegangan kreatif, dan tekanan industri musik. Album Sabotage (1975) dan Technical Ecstasy (1976) menunjukkan arah musik yang lebih progresif namun tetap gelap.

Pada 1978, mereka merilis Never Say Die!, album studio terakhir bersama Ozzy Osbourne sebelum ia dipecat pada 1979 karena masalah disiplin dan kecanduan narkoba. Posisi vokalis kemudian digantikan oleh Ronnie James Dio (eks Rainbow), yang membawa nuansa baru melalui album Heaven and Hell (1980) dan Mob Rules (1981).

Perubahan Formasi Berkelanjutan (1984–1995)

Era setelah Dio ditandai dengan banyaknya perubahan personel. Tony Iommi tetap menjadi satu-satunya anggota asli yang bertahan, sementara posisi vokalis diisi bergantian oleh Ian Gillan (eks Deep Purple), Glenn Hughes, dan Tony Martin. Album seperti Born Again (1983), Seventh Star (1986), dan Headless Cross (1989) menjadi bukti eksplorasi band di tengah pasang surut popularitas.

Pada awal 1990-an, Dio sempat kembali untuk album Dehumanizer (1992), sebelum Tony Martin kembali bergabung untuk merilis Cross Purposes (1994) dan Forbidden (1995).

Reuni dan Kembali Bersinar (1997–2005)

Tahun 1997 menjadi momen bersejarah ketika formasi asli Black Sabbath (Osbourne, Iommi, Butler, Ward) kembali bersatu. Mereka merilis album live Reunion (1998) yang merekam konser ikonik di Birmingham. Meski tidak merilis album studio baru, reuni ini membawa mereka kembali ke panggung-panggung festival dunia hingga 2005.

Heaven & Hell dan Perpisahan Akhir (2006–2017)

Setelah hiatus singkat, formasi Mob Rules (Iommi, Butler, Dio, Appice) kembali dengan nama baru Heaven & Hell untuk menghormati era Dio. Mereka merilis album The Devil You Know (2009) sebelum Dio wafat pada 2010.

Formasi asli kembali bersatu pada 2011, meskipun Ward akhirnya keluar sebelum rekaman album terakhir 13 (2013). Album ini meraih kesuksesan besar, memuncaki tangga album Billboard 200 dan UK Albums Chart.

Black Sabbath mengakhiri tur dunia mereka dengan konser perpisahan di Birmingham pada Februari 2017. Momen ini dianggap sebagai “akhir resmi” band setelah hampir 50 tahun berkarya.

Konser “Back to the Beginning” 2025 dan Wafatnya Ozzy Osbourne

Meski telah bubar, Black Sabbath melakukan reuni terakhir bertajuk Back to the Beginning di Villa Park, Birmingham, pada 5 Juli 2025. Konser ini menjadi penampilan pamungkas Ozzy Osbourne baik sebagai anggota Black Sabbath maupun solois.

Hanya 17 hari setelah konser tersebut, Ozzy Osbourne wafat di usia 76 tahun akibat komplikasi penyakit Parkinson yang telah ia derita bertahun-tahun. Kepergiannya menutup babak sejarah panjang Black Sabbath dan meninggalkan warisan abadi bagi dunia musik heavy metal.

Warisan dan Penghargaan

Black Sabbath telah menjual lebih dari 70 juta album di seluruh dunia, menjadikannya salah satu band metal paling sukses secara komersial. Mereka masuk dalam “Unholy Trinity” bersama Led Zeppelin dan Deep Purple sebagai pionir hard rock Inggris 1970-an.

Penghargaan yang diraih meliputi:

  • Rock and Roll Hall of Fame (2006)
  • UK Music Hall of Fame (2005)
  • Grammy Awards (2 kali untuk Best Metal Performance)
  • Grammy Lifetime Achievement Award

Rolling Stone menempatkan mereka di posisi ke-85 dalam daftar “100 Greatest Artists of All Time”, sementara MTV menyebut mereka sebagai “Greatest Metal Band of All Time”.

Perjalanan Black Sabbath adalah cerita tentang inovasi, keberanian artistik, dan ketahanan menghadapi pasang surut industri musik. Dari album debut yang mengubah sejarah musik, hingga konser perpisahan monumental, Black Sabbath tetap menjadi ikon tak tergantikan dalam peta heavy metal dunia.

Warisan mereka hidup dalam setiap riff gitar, lirik gelap, dan pengaruh mendalam terhadap band-band metal generasi berikutnya. Meski Ozzy Osbourne telah tiada, nama Black Sabbath akan selalu dikenang sebagai legenda sejati musik rock dan metal.

*) Oleh : Red

Apa pendapatmu? Tulis di kolom komentar dengan sopan dan beretika. Jangan lupa bagikan agar semakin banyak yang tahu!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *